Belajar dari tata kelola air di Paris

waterBelajar tata kelola air dari Paris, buku terbitan Gramedia Jakarta karangan Agnes Sinai, mengulas kisah sukses pengelolaan air oleh pemerintah kota Paris. Setelah hampir 25 tahun dipegang swasta dalam pengelolaan air akhirnya pemerintah kota Paris mengakhiri kontrak privatisasi air ditahun 2010.

Langkah politis yang awalnya dipandang skeptis oleh banyak pihak berkembang sukses. Tujuan pengambil alihan ini hanya satu yaitu untuk mencapai penyediaan layanan air yang akuntabel, terjangkau dan dapat diakses seluruh penduduknya.

Ketika swasta mengelola air Paris pada kondisi ketidakjelasan manajemen terutama berkaitan tidak transparannya tender dan kontrak kontrak yang mereka lakukan. Kenaikan tarif air minum sejak mulai diprivatisasi, awal 1980an, mencapai 300%, sedikit sekali investasi dilakukan untuk pengembangan dan perbaikan layanan. Yang dulunya (ketika dikelola pemerintah) profit ke kas layanan (dibaca kas negara) sekarang masuk ke pemegang saham yang jumlahnya hanya segelintir orang

Political will dari pemerintah yang didukung masyarakat dan pekerja adalah kunci perubahan di Paris. Setelah dikelola pemerintah dalam satu tahun tarif turun 8% dan dapat saving 40 juta Euro. Paris bisa, ayo Jakarta pasti juga bisa. Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sudah membatalkan kontrak dgn Palyja dan Aetra. Sekarang tugas kita sebagai serikat pekerja dan masyarakat memastikan layanan bisa segera dilakukan pemerintah, yang memang tugas utamanya layanan yg merata dan berkeadilan. Berbeda dengan swasta yang memilih melayani masyarakat yang punya kemampuan bayar besar saja.

Buku ini menjadi penting untuk dibaca khususnya bagi masyarakat awam yang selalu memahami bahwa layanan swasta lebih baik daripada dikelola oleh publik (pemerintah). Ketika air dikelola publik (dibaca pemerintah), air bukan menjadi komoditas (atau profit) tetapi air sebagai layanan sumber daya penting dimana setiap lapisan masyarakat untuk mendapatkan kualitas layanan secara adil, murah, terjangkau dan berkesinambungan. Buku ini menunjukan bahwa layanan publik (pemerintah) mampu mengelola secara efektif dan efisien, yang mampu berinovasi pada level sosial, lingkungan, teknologi, dan industri sangat mungkin diciptakan.

Buku ini menjelaskan dengan detail mengapa air harus dikelola atau dikembalikan ke publik (pemerintah), karena ini demi kepentingan masyarakat (luas) dan untuk melestarikan sumber daya yang begitu banyak tapi juga begitu berharga.